Viral!! Rumah Subsidi diperkecil jadi 18m², Kenapa Banyak yang Protes dan Apa Dampaknya?

Beberapa waktu terakhir, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana baru: luas minimum rumah subsidi akan diperkecil menjadi hanya 18m². Kebijakan ini langsung menuai protes, terutama dari generasi muda yang merasa ukuran rumah terlalu kecil dan tidak sesuai dengan standar hunian layak. Di sisi lain, pemerintah berdalih kebijakan ini diambil untuk menekan harga agar tetap terjangkau. Lalu, apa sebenarnya yang menjadi masalah, dan bagaimana dampaknya terhadap masyarakat—khususnya di daerah seperti Malang, di mana permintaan rumah murah dan subsidi terus meningkat?

Kenapa Rumah Subsidi 18m² Menuai Protes?
Alasan utama munculnya penolakan adalah faktor kelayakan hunian. Rumah dengan luas hanya 18m² dianggap terlalu sempit, sulit untuk dihuni oleh keluarga muda yang membutuhkan ruang berkembang. Selain itu, standar sebelumnya (30/60 atau minimal 25/60) dianggap jauh lebih manusiawi. Dengan penurunan ukuran, banyak orang khawatir rumah subsidi akan kehilangan nilai fungsionalnya, dan sekadar menjadi “tempat tinggal darurat” bukan hunian jangka panjang.

Dampak Kebijakan Rumah Subsidi 18m²

  1. Akses lebih mudah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
    Harga rumah bisa ditekan lebih murah, cicilan juga lebih ringan. Misalnya, di Malang ada rumah subsidi dengan harga sekitar Rp166 juta dan cicilan mulai Rp900 ribuan. Jika ukuran diperkecil, bisa jadi harga lebih terjangkau.
  2. Kualitas hidup terancam menurun
    Rumah terlalu sempit bisa berdampak pada kenyamanan penghuni. Banyak yang menilai ini tidak sesuai dengan prinsip hunian layak.
  3. Nilai investasi turun
    Ukuran rumah sangat memengaruhi harga jual kembali. Rumah subsidi 18m² bisa jadi kurang menarik bagi investor atau pembeli berikutnya.
  4. Citra rumah subsidi makin dipertanyakan
    Selama ini masih ada stigma bahwa rumah subsidi kualitasnya rendah. Dengan kebijakan baru, kekhawatiran itu bisa semakin menguat.

Bagaimana di Malang?
Malang adalah salah satu daerah dengan permintaan rumah subsidi sangat tinggi, terutama di Pakis dan Sawojajar. Banyak perumahan murah Malang sudah menawarkan harga mulai Rp160–175 juta dengan tipe 25/60. Jika standar ukuran benar-benar diturunkan menjadi 18m², tentu akan memengaruhi pasar lokal. Developer harus menyesuaikan desain, dan pembeli harus siap dengan rumah yang lebih kecil. Namun, untuk jangka panjang, rumah subsidi di kawasan Pakis Malang tetap menarik karena lokasinya strategis (dekat tol, kampus, dan pusat kota).

Solusi: Pilih Developer Terpercaya
Apapun kebijakan pemerintah, kunci utama agar tidak salah memilih adalah developer. Pastikan legalitas lengkap, kualitas bangunan jelas, dan ada fasilitas pendukung yang memadai. Dengan begitu, meski ukurannya lebih kecil, rumah subsidi tetap bisa nyaman dihuni. Jika Anda sedang mencari referensi rumah dengan harga Rp166 juta, DP ringan, dan cicilan flat, Anda bisa cek di skylandnusantara.com. Ada juga fitur simulasi KPR untuk membantu menghitung cicilan sesuai kemampuan finansial anda.

Blog Lainnya